Menjaga Kesehatan Mental di Era Sosial Media: Tips untuk Remaja
(Ditulis oleh Sartina H Djailan, mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Maju)
Dalam dunia yang semakin terhubung melalui media sosial, kesehatan mental remaja menjadi perhatian utama. Artikel ini bertujuan memberikan tips praktis kepada individu berusia 15-30 tahun untuk menjaga kesehatan mental mereka di tengah pengaruh sosial media yang kian mendominasi.
Pertama, penting untuk memahami dampak sosial media terhadap kesehatan mental remaja. Berdasarkan penelitian oleh Twenge dan Campbell (2018), penggunaan media sosial yang berlebihan dapat terkait dengan peningkatan tingkat depresi dan kecemasan pada remaja. Oleh karena itu, kesadaran akan pola penggunaan yang sehat perlu ditanamkan. Sebagai langkah preventif, penting bagi remaja untuk membatasi waktu layar.
Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Pediatrics (Primack et al., 2017) menunjukkan bahwa pembatasan waktu layar dapat mengurangi risiko depresi. Menciptakan kebiasaan melepaskan diri dari perangkat elektronik dapat memberikan ruang bagi interaksi sosial langsung dan aktivitas fisik. Selain itu, membangun hubungan interpersonal yang sehat dapat menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan mental. Melibatkan diri dalam kegiatan sosial, baik itu offline maupun online, dapat membantu membangun dukungan sosial yang positif (Holt et al., 2007). Diskusi terbuka mengenai kesehatan mental juga perlu didorong di lingkungan remaja.
Terakhir, penting untuk menyadari peran positif sosial media. Menggunakan platform ini sebagai sarana untuk mempromosikan kesehatan mental, menyebarkan kesadaran, dan membangun komunitas yang mendukung dapat meningkatkan kesejahteraan remaja (Berryman et al., 2020). Dalam menghadapi tantangan kesehatan mental di era sosial media, langkah-langkah preventif dan pemahaman akan dampaknya menjadi kunci. Dengan kesadaran yang meningkat, diharapkan remaja dapat mengoptimalkan manfaat sosial media sambil tetap menjaga kesehatan mental mereka.