Bagaimana Proses Metabolisme Lemak dan Lipid Dalam Tubuh

(Ditulis Oleh Chika Resti Utari, Mahasiswa S1 Keperawatan UIMA)

Proses Metabolisme Lemak

Untuk langkah pertama dalam metabolisme lemak ialah konsumsi dan pencernaan trigliserida yang ditemukan baik dalam sebuah makanan nabati seperti buah zaitun, kacang-kacangan, alpukat dan makanan hewani seperti daging, telur dan produk susu. Lemak ini berjalan melalui saluran pencernaan ke usus dimana mereka tidak dapat diserap dalam bentuk trigliserida.

Sebaliknya, mereka dibagi melalui enzim yang disebut lipase menjadi asam lemak, dan yang paling sering, monogliserida yang merupakan asam lemak rantai tunggal yang melekat pada gliserol. Trigliserida yang bercabang kemudian dapat diserap melalui usus dan disusun kembali menjadi bentuk aslinya sebelum diangkut oleh kilomikron, jenis zat yang mirip dengan kolesterol yang dikenal sebagai lipoprotein kedalam sistem getah bening.

Dari sistem getah bening trigliserida masuk ke dalam aliran darah, dimana proses metabolisme lipid atau lemak diselesaikan dalam satu dari tiga cara, karena mereka juga diangkut ke hati, sel-sel otot atau sel-sel lemak, yang dimana mereka disimpan atau digunakan untuk energi. Jika mereka berakhir di sel-sel hati, mereka diubah menjadi jenis kolesterol “jahat” yang dikenal sebagai very-low-density lipoprotein (VLDL) dan dilepaskan ke dalam aliran darah dimana mereka bekerja untuk mengangkut lipid lain.

Trigliserida dikirim ke sel-sel otot dapat dioksidasi dalam mitokondria sel-sel untuk energi, sedangkan yang dikirim ke sel-sel lemak akan disimpan sampai mereka dibutuhkan untuk energi di lain waktu. Hal ini menyebabkan peningkatan ukuran sel-sel lemak, terlihat pada seseorang sebagai peningkatan lemak tubuh.

Proses Metabolisme Lipid

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepas ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini ber kemudian ditransformasikan menuju hati dan jaringan adiposa.

Di dalam sel-sel dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. 

Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis. Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Disisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA . asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. keadaan ini dapat menyebabkan kematian.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *