Cegah Stunting Sejak Anak Periode Emas, Gapai Cita-Cita Setinggi Langit
(Ditulis oleh Rumi Kusuma, mahasiswi S1 Kebidanan Universitas Indonesia Maju)
Periode 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) sering disebut Window of Opportunities atau sering juga disebut periode emas (golden period) didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak usia dua tahun terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain. Pemenuhan asupan gizi pada 1.000 HPK anak sangat penting. Jika pada rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang optimal maka penurunan status gizi anak bisa dicegah sejak awal.
Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi dimulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Dampak Stunting
WHO mengklasifikasikan dampak stunting menjadi dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang:
- Dampak jangka pendek, meliput: a) Sisi kesehatan: angka kesakitan dan angka kematian meningkat; b) Sisi perkembangan: penurunan fungsi kognitif, motorik, dan perkembangan bahasa; dan c) Sisi ekonomi: peningkatan health expenditure, peningkatan pembiayaan perawatan anak yang sakit.
- Dampak jangka panjang, yaitu: a) Sisi kesehatan: perawakan dewasa yang pendek, peningkatan obesitas dan komorbid yang berhubungan, penurunan kesehatan reproduksi; b) Sisi perkembangan: penurunan prestasi belajar, penurunan learning capacity unachieved potensial; dan c) Sisi ekonomi: penurunan kapasitas kerja dan produktifitas kerja.
Cara Mengetahui Anak yang Stunting
Stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang berat badannya dan diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada dibawah normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita seumurnya. Penghitungan ini menggunakan standar Z score dari WHO yaitu normal, pendek dan sangat pendek.
Pencegahan Stunting Anak di Periode Emas yang dapat di perhatikan orang tua yaitu:
- Waktu Masa Kehamilan
Saat mengandung ibu harus mengkonsumsi makanan sehat, bergizi dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat dan yodium harus terpenuhi. Periksa kehamilan wajib 6 kali selama kehamilan atau rutin . Pada trimester pertama dan ketiga harus periksa kedokter. - Terapkan inisiasi menyusui Dini IMD
Pada saat bayi lahir, segera lakukan IMD (Inisiasi menyusu dini) agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif. Selain itu, bawa bayi ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. - Tata laksana gizi buruk
Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskin/kekurangan energi kronis (KEK). - Imunisasi, Vitamin A, Obat Cacing
Membawa anak ke posyandu atau fasilitas Kesehatan setiap bulan untuk memantau pertumbuhan, perkembangan sesuai jadwal, pelayanan imunisasi, vitamin A dan obat cacing sehingga anak terlindung dari berbagai macam penyakit dan ibu akan lebih mudah mengetahui gejala awal gangguan dan penangannya. - ASI Eksklusif dengan MP ASI sehat
Memberikan ASI Eksklusif pada bayi samapai anak usia 6 bulan dan teruskan MP ASI dari makanan keluarga yang sehat dan bergizi. - Gaya hidup bersih dan sehat
Menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan akses air minum bersih, buang air besar di jamban dan sanitasi yang layak.
Jangan biarkan cita-cita anak bangsa tidak tercapai dikarenakan Stunting. Lakukan cara pencegahan Stunting yang telah di sampaikan di atas sehingga tumbuh kembang anak bangsa optimal dan apa yang di cita-citakan tercapai.