Gangguan Makan (Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa) pada Remaja

(Ditulis oleh Nabila Nurlatifa Zahra, mahasiswi S1 Keperawatan Universitas Indonesia Maju)

Makanan artinya kebutuhan bagi setiap individu untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan mendukung proses metabolisme tubuh. Kebiasaan dan perilaku makan secara langsung mempengaruhi status gizi seseorang. Tidak sedikit individu yang mengalami perilaku makan menyimpang dan hal ini banyak terjadi pada kalangan remaja yang mengakibatkan perilaku makan yang menyimpang sehingga berdampak buruk bagi status gizi individu tersebut.

Gangguan atau penyimpangan makan merupakan kondisi psikiatrik dengan akibat psikologis dan medis yang serius. Gangguan makan, seperti Anorexia Nervosa (AN) dan Bulimia Nervosa (BN) merupakan penyakit kronis yang didefinisikan sebagai gangguan perilaku makan atau perilaku dalam mengkontrol berat badan. Bulimia Nervosa adalah sebuah kondisi ketika seseorang berganti-ganti perilaku antara diet yang ekstrem dan makan yang berlebihan atau sebaliknya. Sedangkan Anorexia Nervosa adalah kesalahan memandang berat badan atau bentuk badan.

Menurut National Institute of Mental Health bahwa gangguan makan banyak terjadi pada kalangan remaja perempuan dibanding laki-laki. Hal ini dikarenakan remaja perempuan cenderung sangat memperhatikan bentuk tubuh dan persepsi mereka bahwa bentuk tubuh yang baik dan ideal adalah tubuh yang kurus dan langsing. Penderita penyakit Bulimia Nervosa dan Anorexia Nervosa ini sering menimpa wanita remaja dengan rentang usia 12 hingga 22 tahun.

Penyebab Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa

Adapun faktor penyebab gangguan makan AN dan BN sebagai berikut:

1. Faktor Sosio-Kultural

Tekanan yang berlebihan pada wanita muda untuk mencapai standart kurus yang tidak realistis.

2. Faktor Psikologis 

Diet yang kaku atau sangat membatasi dapat mengakibatkan berkurangnya kontrol yang diikuti dengan pelanggaran diet dan menghasilkan makan berlebihan yang bersifat bulimik. Ditambah lagi dengan ketidakpuasan pada tubuh memicu dilakukannya cara-cara yang tidak sehat untuk mencapai berat badan yang diinginkan. Lebih lanjut merasa kurang memiliki kontrol atas berbagai aspek kehidupan selain diet. Kesulitan berpisah dari keluarga dan membangun identitas individual serta kebutuhan psikologis untuk kesempurnaan dan kecenderungan untuk berfikir secara dikotomis/ hitam putih.

3. Faktor Keluarga

Keluarga dari pasien gangguan makan seringkali memiliki karakteristik yang sama yaitu adanya konflik, kurang kedekatan dan pengasuhan, serta gagal dalam membangun kemandirian dan otonomi pada diri anak perempuan mereka. Dari perspektif sistim keluarga, gangguan makan pada anak perempuan dapat memberi keseimbangan pada keluarga yang disfungsional dengan mengalihkan perhatian dari masalah keluarga ataupun masalah pernikahan. 

4. Faktor Biologis

Ketidakseimbangan yang mungkin terjadi pada sistim neurotransmitter di otak yang mengatur mood dan nafsu makan. Selain itu bisa berupa kemungkinan pengaruh genetis.

Adapun gejala dari ke 3 jenis gangguan makan yang dialami remaja yaitu:

  • Anoreksia 
    Gejala seseorang menderita anoreksia antara lain menunjukkan penurunan berat badan drastis, menyangkal rasa lapar, mencari alasan untuk tidak makan, atau kebiasaan olahraga yang berlebihan.
  • Bulimia
    Gejala dari penderita bulimia antara lain ketidakmampuan kontrol diri untuk makan dalam porsi banyak dan frekuensi sering, kemudian melakukan perilaku kompensasi dengan sengaja memuntahkan makanan yang dikonsumsi, olahraga berlebihan, dan sering ke kamar mandi setelah makan.
  • Binge Eating Disorder
    Gejala dari penderita binge eating disorder adalah makan lebih cepat dari normal, makan hingga merasa sangat kenyang, makan dalam jumlah banyak saat tidak lapar secara fisik, bersembunyi saat makan karena malu dengan porsi makan yang banyak, dan sering merasa depresi setelahnya.

Mencegah dan Mengatasi Gangguan Pola Makan

Sebaiknya perawatan/ terapi dilakukan secara intensif dan dapat dilakukan di rumah, tetapi bila kondisi sangat parah maka harus rawat inap di rumah sakit. saran yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi gangguan makan yang terjadi khususnya pada remaja, antara lain:

  1. Tingkatkan rasa percaya diri, seseorang yang memiliki percaya diri tinggi akan menerima apa yang ada dalam diri mereka baik dari segi penampilan maupun postur tubuh. 
  2. Bersikap realistis, jangan mudah percaya pada apa yang digambarkan media tentang bentuk dan berat badan ideal karena dapat menurunkan rasa percaya diri. 
  3. Tingkatkan dinamika lingkungan, usahakan tetap terjalin komunikasi yang baik diantara keluarga dan teman. Apabila terjadi masalah segera ceritakan kepada orang terdekat. 
  4. Rajin berkonsultasi pada dokter dan ahli gizi.
15 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *