Mari Hidup Sehat dengan Mengontrol Tekanan Darah dengan Tepat
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah arteri persisten. Hipertensi terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah (plak) sehingga terjadi adanya peningkatan tekanan darah. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan:
- Hipertensi Primer (esensial), disebut juga hipertensi ideopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor penyebab secara umum yaitu genetik, lingkungan, obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia.
- Hipertensi Sekunder, penyebab yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing pada usia lanjut.
Hipertensi ini dikenal oleh masyarakat awam dengan sebutan “darah tinggi” karena kondisi ini memang sering mengindikasikan tingginya tekanan darah. Tekanan darah ini sering juga dapat dibagi menjadi beberapa istilah, salah satunya adalah tekanan sistol yang artinya (tekanan di pembuluh darah pada saat jantung memompa darah) dan diastol yang artinya (tekanan di pembuluh darah saat jantung dalam keadaan istirahat). Selain itu hipertensi ini juga merupakan kondisi ketika tekanan sistol berukuran ≥140 mmHg atau tekanan diastol berukuran ≥90 mmHg (WHO, 2019).
Hipertensi juga merupakan kondisi medis dengan prevalensi tinggi. Kasus hipertensi global ini diestimasikan sebesar 22% dari total populasi dunia. Sekitar 2/3 dari penderita hipertensi ini berasal dari beberapa negara ekonomi menengah ataupun ekonomi ke bawah (Kemenkes, pada Tahun 2019). Dan Pada tahun 2025 diperkirakan juga bahwa satu dari empat laki-laki dan satu dari lima perempuan dibeberapa negara menderita hipertensi (Darah Tinggi) (WHO, 2019).
Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 didapati bahwa prevalensi hipertensi mencapai angka 34,11% pada penduduk >18 tahun. Seseorang akan rentan mengalami hipertensi apabila terdapat anggota keluarga atau genetik dengan riwayat penyakit tekanan darah tinggi.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun, sesudah kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan penurunan kontraksi dan volume tekanan darah. Kehilangan elisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
Hipertensi juga terjadi juga tanpa gejala, gejala akan muncul seperti mengeluh sakit kepala, pusing, lemes, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, dan kesadaran menurun terjadi pada saat tekanan darah tinggi. Pengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi harus mengosumsi obat seumur hidup guna mengatur tekanan darah, jika tekanan darah sudah normal atau terkendali melalui perubahan gaya hidup, penurunan dosis obat sampai dengan obat dapat dihentikan.
Mari cegah Hipertensi dengan perilaku CERDIK, yaitu:
- Cek kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok atau tidak merokok
- Rajin beraktifitas fisik
- Diet seimbang
- Istirahat yang cukup
- Kelola stres
- Diet makanan rendah garam (menjadi kurang dari 5g setiap hari)
- Menghindari konsumsi minuman beralkohol
- Menjaga berat badan
- Kurangi kosumsi kafein yang berlebihan
(Ditulis oleh: RESA OKTAVIANTINA, mahasiswa Prodi S1 Farmasi Universitas Indonesia Maju)