Manfaat Daun Kelor bagi Kesehatan

Kelor (Moringa oliefera Lam.) merupakan tanaman perdu yang memiliki kandungan antioksidan dan komponen aktif lainnya yang sangan potensial untuk kesehatan. Daun kelor lebih banyak di manfaatkan dari pada biji, akar mau pun bunganya.

Kelor merupakan sumber gizi yang baik berupa vitamin esensial, mineral, asam amino dan sumber anti oksidan. Daun kelor bermanfaat untuk  kesehatan baik untuk mencegah penyakit, untuk menyembuhkan penyakit maupun untuk bahan anti septik atau anti jamur.

Komponen Aktif dan Manfaat

Moringa oliefera Lam.

Daun kelor mengandung senyawa fenolik, flavonoid, saponin sitokinin dan asam caffeolylquinat yang merupakan merupakan sumber antioksidan. Daun kelor juga mengandung komponen asam lemak tak jenuh diantaranya yaitu inoleat (Omega 6) dan alfalinolenat (Omega 3). Asam amino esensial juga terdapat dalam daun kelor, yaitu asam aspartat, asam glutamat, glisin, treonin, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, fenilalanin, lisin, triptofan, sistein dan metionin dapat meningkatkan imuitas tubuh.

Komponen aktif yang terdapat pada daun kelor cukup banyak yaitu dari golongan glikosida, fenol, sterol, flavanol yang penting untuk membangun system imunitas dan nutrisi bagi tubuh. Dua komponen aktif dari glikosida daun kelor yaitu niazirin dam niazirinin. Selain itu, kuarsetin dan kaemferol dan pada komponen flavonoidnya. Tiokarbonat dan isotiosianat memiliki kemampuan sebagai anti tumor dan menurunkan tekanan darah.

Daun kelor merupakan tanaman tropis yang sejak lama dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional  tanaman ini dapat di kenali dari bentuk daunnya yang berukuran kecil. Pohon kelor juga mudah  tumbuh dan bias hidup ditanah yang tidak terlalu subur.

Manfaat dan Kegunaan

Menurunkan kadar gula darah, mengatasi peradangan, mengontrol tekanan darah, memelihara kesehatan dan fungsi otak, menghambat pertumbuhan sel kanker, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan kadar gula darah. Selain itu, daun kelor juga banyak digunakan untuk membantu meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui.

(Ditulis oleh: SUHAEMI, mahasiswi Prodi S1 Terapan Kebidanan Universitas Indonesia Maju)

5 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *